Beranda | Artikel
Doa Setelah Adzan
Rabu, 23 Oktober 2024

Doa Setelah Adzan ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Doa dan Dzikir yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 18 Rabiul Akhir 1446 H / 21 Oktober 2024 M.

Kajian Tentang Doa Setelah Adzan

Alhamdulillah, kita kembali mengkaji fikih doa dan dzikir. Kali ini memasuki serial nomor 222 dengan tema “Doa Setelah Adzan”. Pada pertemuan sebelumnya, kita telah membahas tentang menjawab muazin. Ketika muadzin mengucapkan adzan, kita menirukan apa yang diucapkan, kecuali pada saat حي على الصلاة dan حي على الفلاح. Saat itu, disunnahkan untuk mengucapkan لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ (La haula wa la quwwata illa billah).

Setelah adzan selesai, yang dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah membaca shalawat. Karena ada sebagian orang yang membacanya sebelum adzan, padahal yang benar adalah membacanya setelah adzan. Setelah membaca shalawat, baru kemudian membaca doa sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Shalawat yang dimaksud adalah shalawat yang biasa kita baca ketika tasyahud, yaitu shalawat Ibrahimiyah. Shalawat Ibrahimiyah adalah shalawat yang paling afdhal dari seluruh shalawat yang ada, dan itulah yang direkomendasikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bunyinya adalah:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Ini adalah shalawat Ibrahimiyah. Disebut shalawat Ibrahimiyah karena di dalamnya disebutkan nama Nabi Ibrahim.

Setelah membaca shalawat, kita dianjurkan untuk membaca doa berikut ini:

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ

“Ya Allah, Engkau Wahai Rabb adalah pemilik seruan (adzan) yang sempurna, dan shalat yang akan ditegakkan, Ya Allah berikanlah kepada Nabi Muhammad al-wasilah (kedudukan tinggi di surga) dan keutamaan, serta bangkitkanlah beliau pada momen terpuji yang telah Engkau janjikan.”

Dalil Doa Setelah Adzan

Kenapa kita disunnahkan untuk membaca doa di atas? Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

 إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لِي الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لَا تَنْبَغِي إِلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ تَعَالَى وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ اللَّهَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ عَلَيْهِ الشَّفَاعَةُ

“Jika kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti yang ia ucapkan. Kemudian bershalawatlah untukku, karena siapa saja yang bershalawat untukku sekali, Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Setelah itu, mintalah kepada Allah agar diberikan kepada-Nya al-washilah, karena al-wasilah adalah suatu kedudukan di surga yang tidak layak diberikan kecuali kepada seorang hamba dari hamba-hamba Allah. Aku berharap bahwa akulah hamba itu. Maka, siapa saja yang meminta wasilah untukku kepada Allah, ia berhak mendapatkan syafaat.” (HR. Muslim)

Lihatlah balasan ini lebih besar daripada amalannya. Allah begitu sayang kepada kita. Maka apabila tidak membaca shalawat, yang salah dan rugi adalah yang tidak mau membaca shalawat.

Shalawat artinya adalah kita memohonkan rahmat untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kita meminta kepada Allah agar Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Selain itu, makna shalawat adalah kita memohon kepada Allah agar Allah memuji Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di hadapan para malaikat yang ada di langit sana.

Pertanyaannya, kalau kita tidak mendoakan Rasul alias tidak bershalawat kepada Rasul, apakah Rasulullah tetap mendapatkan rahmat? Jawabannya adalah tetap mendapatkan rahmat Allah. Lalu, kenapa kita harus meminta rahmat untuk Nabi? Jawabannya karena kita yang mendapatkan pahala. Jadi jangan pernah berpikir bahwa kalau kita tidak bershalawat, maka Nabi tidak akan mendapatkan rahmat. Tidak begitu. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah sosok yang selalu dirahmati oleh Allah, baik kita bershalawat ataupun tidak.

Kita bershalawat karena kita yang butuh pahala. Makanya, “Barangsiapa yang bershalawat untukku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.” Artinya kita akan diganjar dengan pahala yang berlipat ganda, dosa-dosa kita akan diampuni, dan derajat kita akan ditinggikan.

Makanya, orang yang tidak bershalawat itu rugi. Kalau Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, andaikan kita tidak bershalawat, beliau tidak akan rugi. Sebab, kita shalawat atau tidak, beliau sudah terpuji, sudah dirahmati oleh Allah, sudah dijamin masuk surga, dan dosanya sudah diampuni semuanya. Jadi, kalau kita tidak bershalawat, tidak ada dampaknya bagi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dampaknya ada pada diri kita sendiri.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54602-doa-setelah-adzan-2/